Sabtu, 31 Juli 2010

TDL Naik, Rakyat Menderita, Pemerintah Berpesta Pora

Sejumlah masa meneriakkan turunkan BBM.. turunkan BBM... Sungguh miris melihat ribuan orang berjejal melakukan demonstran agar pemerintah mendengarkan kata-kata mereka. Namun, bagaimana reaksi pemerintah? Mereka hanya menanggapi dengan kalimat yang sedikit memberi secercah harapan. Sebuah harapan yang tak kunjung terwujud. Aneh tapi nyata, pernyataan yang keluar dari mulut pemerintah sejenak mampu menyihir rakyat dengan guyonan yang dikemas secara mantap, dengan lantang dan percaya diri pemerintah berdalih akan mensejahterakan rakyat dan berupaya agar tidak terjadi lagi pemadaman listrik. Usut punya usut, ternyata pernyataan itu penuh dengan kebohongan. Listrik masih padam dan tarifnya semakin mahal. Mana janji-janji itu, mana lantunan manis yang keluar dari mulut pemerintah. Mereka bisanya hanya menjadi pengumbar janji, agar rakyat percaya dan menerima saja kenaikan TDL tanpa ada kericuhan.
Sungguh ironis, janji palsu itu terus saja bergulir seakan tanpa hambatan. Akhirnya rakyat semakin menderita. Mereka, golongan yang mampu biasa saja menanggapinya, mungkin kenaikan itu tidak seberapa dengan kekayaan yang mereka miliki. Namun, bagaimanakah nasib mereka yang perekonomiannya dibawah standar bahkan mencemaskan. Mereka hanya bisa gigit jari, tanpa mampu berbuat apa-apa. Rakyat yang miskin semakin menderita, akibat kenaikan TDL tersebut. bahkan ada sebagian diantara mereka berpikir lebih baik dicabut saja listrik di rumah mereka daripada terjerat dengan hutang. Lagi-lagi penderitaan yang dirasakan, adakah pemerintah menelaah hal ini. konyol memang, tetapi pemerintah malah acuh saja. walaupun tudingan terhadap pemerintah tidak henti-hentinya meluncur dari segerombolan khalayak, mereka tidak menggubrisnya.
Pasokan BBM semakin menipis dan harganya di atas langit, banyak rakyat tidak mampu membeli dan akhirnya berakibat kekurangan gizi, hal itu berakibat lagi generasi penerus semakin bodoh lantaran gizinya tidak terpenuhi. Yang lemah semakin lemah, yang kuat semakin kuat. Akhirnya banyak tindak kriminal terjadi dimana-mana, untuk mencukupi kebutuhan mereka rela mencuri, membunuh dan banyak menjadi bandit narkoba. Barang haram tidak mereka hiraukan lagi, hanya ingin mendapatkan sesuap nasi. Dimanakah janji manis yang sering dilontarkan pemerintah, semuanya hanya omong kosong belaka.
PHK bertebaran bagai daun kering yang jatuh dari pohonnya, karena pabrik yang menampung mereka bekerja tidak mampu menahan pembengkakan pengeluaran akibat kenaikan TDL. Sekali lagi penderitaan semakin menjadi-jadi, bagaimana pemerintah menyikapinya, tentu dengan memalingkan wajah tanpa menggubris dan berlalu begitu saja. masa bodoh, yang penting kenikmatan terus menghampiri mereka. Ah, sungguh arogan pemerintah kita.
Bagaimanakah pandangan Islam terkait dengan kenaikan TDL? Islam agama yang sempurna, rahmatan lil alamin. Penaung seluruh umat, pelipur lara. Dengan Islam kenaikan TDL tidak akan terjadi. Banyak potensi yang bisa dimanfaatkan tanpa harus menaikkan TDL. Banyak solusi yang bisa ditempuh dengan akal dan pikiran yang jernih. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud berikut
“Kaum Muslim bersekutu dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api” (HR. Abu Dawud)
Dengan perpatokan dari hadits di atas, sehingga dalam hal ini Islam sesungguhnya memberikan solusi yang luar biasa. Sebenarnya, sumber daya alam yang ada bisa dikelola secara maksimal, seperti halnya dengan penggunaan gelombang laut, angin, ataupun tenaga nuklir. Banyak pakar dan ahli dalam bidangnya yang mampu mengatasi masalah ini. Alhasil jika hal ini diterapkan rakyat akan sejahtera secara merata.

Tidak ada komentar: