Senin, 25 Februari 2013

Ogah Diem 
By_NaRa 





Kalau ditanya judulnya kenapa judulnya harus “ogah diem”, maka penulis akan menjawab bahwa remaja-remaji islam harus “ogah diem”. Kok gitu sih? Ya iyalah, masa ya iya donk. Secara juga kalo diam berarti “mati”, benar ga? Kalo bergerak juga, gak bisa nentuin arah sendiri. Arah hidupnya kagak jelas. Tengok aja daun yang hanyut di atas sungai. Dia memang bergerak kesana-kemari, tapi dia akan bergerak sesuai kehendak arus sungai. Kalo arus sungai mengarahkan dia ke kanan, maka dia akan bergerak ke kanan, kalo arus sungai mengarahkan dia ke kiri, maka dia akan bergerak ke kiri. Kasian ya. Nah, sama halnya dengan remaja-remaji saat ini, mereka mudah terombang ambing. Mereka mati. Mereka diem. Eh masa sih? Berarti???? Enggak ko, mereka gak mati dalam arti yang kamu lihat selama ini. Mereka mati dalam arti yang jauh lebih mengerikan lagi. Mereka mati karena mereka ga punya keinginn sendiri. Mudah ikut gaya itu dan ini. Pergaulan bebas sana dan sini. Bukan kenakalan lagi prilaku remaja terkini, kriminalitas malah. Siapa yang ngatur mereka? Ya siapa lagi kalo bukan media massa. Segala yang ditampilkan di sana seolah-olah sesuatu banget dah. Segala tetek bengeknya di ikutin dari penampilan, pergaulan, de el el. Waduh kacau. Jadi gimana donk? Makanya,kita kaga boleh diem. Remaja-remaji islam harusnya ogah diem. Kita harus bergerak, ya bergerak dalam arti sebenarnya, jadikan aturan Allah sebagai standar hidup dan buat hidupmu makin hidup.

Tidak ada komentar: