Senin, 21 Maret 2011

Nasionalisme

Umat Islam memang disebut Allah SWT sebagai khayru ummah (umat terbaik) yang diturunkan di tengah manusia. Namun secara factual siapa pun tahu, umat islam saat ini –dibidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial maupun budaya- bukanlah umat terbaik. Banyak faktor penyebabnya, namun salah satunya yang paling menonjol adalah karena perpecahan. Penyebab utama perpecahan itu adalah Nasionalisme.
Maksudnya, 1,4 miliar umat islam saat ini hidup terpecah di 57 negara bangsa (nation state) yang berdiri atas dasar paham nasionalisme. kondisi ini tentu saja membuat umat menjadi sangat lemah.
Nasionalisme menurut Hans Kohn diartikan sebagai “keadaan pada individu yang dalam pikirannya merasa bahwa pengabdian paling tinggi adalah untuk bangsa dan tanah air”. Nasionalisme sesungguhnya ide absurd, tidak mengandung suatu pengertian yang pasti, yang muncul dari hawa nafsu egoisme jahiliah semata.
Paham nasionalisme diyakini merupakan faktor utama runtuhnya khilafah Utsmaniah. Bermula dari munculnya berbagai propaganda ke arah nasionalisme yang dipelopori oleh Partai Persatuan dan Pengembangan, mereka memulai gerakannya dengan men-Turki-kan Daulah Utsmaniyah di Turki. Partai yang dipimpin oleh Ahmad Ridha ini juga berusaha menyebarkan rasa permusuhan terhadap bangsa arab, dengan cara adanya usaha untuk mencopot Kementrian Wakaf, Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Liar Negeri yang waktu itu dipegang oleh orang-orang Arab untuk diganti dengan orang Turki. Gerakan itu membuat bangsa Arab geram dan dengan singkat muncullah gerakan “fanatisme arab” yang bertujuan untuk menumbangkan Khilafah Utsmaniyah.
Pada tahun 1914-1918, saat perang dunia I pecah adalah waktu yang tepat bagi bangsa-bangsa arab untuk melepaskan diri dari khilafah utsmaniyah dan mendirikan “khilafah arabiyah” sebagai tandingannya. Kesempatan ini tidak disia-siakan Inggris untuk menghancurkan kekuatan Islam. Perlu dikeahui bahwa bangsa Arab dan Turki merupakan bangsa yang terkuat didalam tubuh umat Islam. Pertarungan dua bangsa ini, jelas mengakibatkan lemahnya kekuatan Islam dan sekaligus membuka jalan pintas untuk kehancurannya.
Akhirnya dengan dibantu kekuatan asing, revolusi Arab berhasil menghantam kekuatan Khilafah Utsmaniyah di Turki. Musthafa Kemal yang berhasil merebut tampuk kepemimpinan dari keluarga Utsmaniya harus menyetujui 4 syarat yang diajukan Inggris untuk mengakui kekuasaan barunya di Inggris, keempat syarat itu adalah (1) Menghapus sistem KHILAFAH, (2) Mengasingkan keluarga Utsmaniyah diluar perbatasan, (3) Memproklamirkan berdirinya Negara Sekuler, (4) Pembekuan hak milik dan hak milik keluarga Utsmaniyah.
Sejak runtuhnya Khilafah, dunia Islam diselimuti kabut tebal dan kita tidak tahu kapan kabut tebal itu berubah menjadi cahaya terang kembali. Yang pasti ALLAH sudah menjanjikan kemenangan itu kan datang kembali.wallahu a`lam bish shawab.

Tidak ada komentar: