Ketika saya
asyik menggunakan facebook, saya terbaca 1 artikel yang sangat PENTING untuk kita
sama-sama ambil pelajaran. Walaupun agak panjang, namun saya harap anda dapat meluangkan
sedikit waktu untuk membacanya karena memang SANGAT PENTING!
Silahkan dibaca, pahami, AMALkan dan sebarkan kepada kawan-kawan anda yang lain. Terima kasih.
Tabarruj – Dosa Paling Banyak di Facebook!
Apakah kamu
(Wanita) tidak takut pada hukum Allah SWT ?? Apakah kamu menilai Allah SWT itu
hanya barang permainan bagi kamu ? Dimanakah letaknya keimanan dan kesungguhan
kamu dalam beragama ?
Facebook merupakan jejaring sosial yang sangat populer saat ini. Cukup aneh untuk berjumpa dengan
seseorang yang tidak mempunyai sekurang-kurangnya sebuah akun facebook. Namun
di balik penggunaan facebook ini, tanpa kita sadari berbagai dosa terjadi di
kalangan pengguna. Saya ingin menfokuskan pada salah satu point yaitu
‘gambar‘. Sikap suka memperlihatkan gambar dapat dikaitkan dengan
tabarruj, yaitu suatu dosa yang dianggap remeh oleh masyarakat kita.
Apakah itu
tabarruj?
Suatu persoalan yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
TABARRUJ ialah menampakkan atau memamerkan
kecantikan rupa paras, baik kecantikan itu di bagian muka atau di
anggota-anggota badan yang lain. Al-Bukhari rahmatullah ‘alaihi ada berkata:
“tabarruj,
iaitu seorang wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa parasnya”.
Untuk
menjaga masyarakat dari bahaya pemameran ‘aurat dan disamping menjaga
kehormatan wanita , maka Allah melarang setiap wanita yang berakal dan telah
baligh dari bertabarruj. Allah s.w.t telah berfirman dalam surah an-Nur
ayat 31yang artinya:
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang bisa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke
dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau
ayah mereka atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang ‘aurat wanita. Dan jangalah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui
orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Dengan ini
jelas bahwa apapun corak perhiasan di anggota badan atau di pakaian, adalah
dapat membawa fitnah. Dengan inilah Allah melarang bermake-up. Larangan
seperti ini hanya sanggup ditaati oleh wanita-wanita yang beriman saja
kerana takut kepada kemurkaan Allah dan siksaan dari-NYA. Berikut ini mari kita
renungi firman Allah khusussnya yang ditujukan kepada isteri-isteri Rasulullah
s.a.w yang artinya:
“Hai
isteri-isteri Nabi(a.s), kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika
kau bertaqwa. Kerana itu janganlah kamu terlalu lunak dalam bicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada perasaan serong di dalam hatinya, tetapi ucaplah
perkataan yang baik.” (Al-ahzab: 32)
Dari ayat
ini dapatlah dipahami bahwa suara lemah lembut adalah sebagian dari ‘aurat wanita
juga.Kembali lagi kita kepada jenis alat-alat make-up. Rasulullah s.a.w
bersabda yang artinya:
“Andainya
wanita keluar dari rumah serta memakai bau-bauan, maka dia sudah dianggap
melakukan perzinaan”
Penggunaan
wangi-wangian semprot atau jenis jenis parfum bagi kaum wanita diwaktu keluar dari
rumah adalah dilarang, karena dalam syari’at Islam, apabila melarang perzinaan,
maka segala sumber-sumber dan ciri-ciri yang membawa kepada perbuatan keji tadi
semuanya juga dilarang.
Ummu salamah
pernah
mengatakan, yang artinya:
“ Asma’
binti Abu Bakar telah menziarahi Rasulullah s.a.w pada suatu hari dengan
pakaian yang nipis. Lantas Rasulullah.s.a.w menasihatinya dengan bersabda yang
maksudnya :“ Wahai Asma’, sesungguhnya seseorang gadis yang telah berhaidh
(baligh), tidak harus baginya menzahirkan anggota badan, kecuali ini dan ini.” Ketika itu, Rasulullah s.a.w
mengisyaratkan kepada muka dan kedua tapak tangan.
Sekarang
kita khususkan konsep tabarruj ke dalam penggunaan facebook. Lihatlah sebentar
ke laman facebook dan lihatlah betapa banyak muslimah tanpa segan meletakkan
gambar-gambar yang memperlihatkan kecantikan masing-masing dengan berbagai gaya.
Macam-macam gaya ditunjukkan, ada yang menunjukkan peace, ada yang
membeliakkan mata, memoncongkan mulut dan sebagainya. Apabila ditanya apakah
motif memperlihatkan gambar sedemikian rupa? Rata-rata akan menjawab sekadar
berbagi kegembiraan, pengalaman dan sebagainya. Namun tidakkah dapat kita
berfikir sejenak, memperlihatkan gambar tersebut dapat mendatangkan berbagai
respon dan persepsi umum. Terutama kepada kaum berlawanan, gambar tersebut
dapat mendatangkan kegairahan. Seandainya kaum hawa mengetahui apa yang kaum adam
katakan kepada sesama sendiri mengenai gambar tersebut, niscaya mereka tidak
akan meletak gambar sedemikian rupa lagi!
Islam
merupakan agama yang menghendaki kita bersederhana. Janganlah berlebih-lebihan
meletakan gambar, seolah-olah saling bersaing siapakah memiliki paling banyak
gambar. Jika sangat berkeinginan untuk menunjukkan wajah diri sebagai
pengenalan diri, cukuplah sekadar meletakan satu gambar dengan syarat gambar
tersebut tanpa gaya-gaya tertentu yang mampu menarik perhatian orang luar.
Mudah-mudahan kita mampu melawan penyakit ini. Nah… mulailah berubah. Anda
mampu untuk mengatasi penyakit ini!
Akhir-akhir
ini, saya seringkali mendapat pertanyaan yang sama mengenai isu-isu aurat.
Bagaimana hendak menjawab alasan mereka yang tak mau menutup aurat? Bagaimana
hendak menarik mereka memakai penutup aurat? Bagaimana hendak memberi kefahaman
kepada mereka tentang aurat? Dan lain-lain lagi. Di sini saya berusaha
mengumpul alasan-alasan dan hujah-hujah untuk si pelaku pemamer aurat. Terima
kasih kepada sumber terkait. Dan artikel ini bukan saja tertumpu pada isu bertudung
(penutup aurat), tetapi juga untuk muslimah yang bertudung (penutup aurat)
pendek, memakai pakaian kentat serta kaum muslimin sendiri yang mendedah (memamerkan)
aurat. Insya Allah bermanfaat bagi mereka yang mencari-cari jawaban mengenai
isu ini.
1. Walaupun
buka/pamer aurat, diri masih menjaga martabat dan tidak melakukan perkara tak
senonoh?
”Janganlah
nilai orang dari luarannya. Don’t judge a book by its cover!”
“Walaupun
tidak pakai tudung(penutup aurat), saya tetap menjaga solat dan menjaga tingkah
laku”
Jawapan:
Apakah anda
menjamin diri anda mempunyai hati yang suci, iman yang tinggi dan kononnya ia
sudah cukup menjamin martabat diri tanpa perlu menutup aurat? Apakah anda
berani menjamin bahawa semua lelaki ajnabi yang melihat aurat anda mempunyai
hati sesuci dan iman setinggi anda juga? Dapatkah mereka tidak memberi kesan
dan tidak membangkitkan nafsu syahwat mereka yang berada di hadapan anda? Jadi,
perlu diberi pemahaman bahwa kewajiban wanita menutup aurat bukanlah
semata-mata untuk menjaga maslahat dan martabat pihak wanita itu sendiri,
tetapi maslahah yang lebih besar ialah menjaga masyarakat yang berada di
sekelilingnya agar tidak terfitnah disebabkan budaya memperlihatkan aurat.
Betapa banyak kasus-kasus pencabulan dan pemerkosaan terjadi karena wanita
sendiri yang mempamerkan tubuhnya di hadapan khalayak lelaki. Maka tutuplah
aurat bukan sekadar untuk anda, tetapi juga demi kemaslahatan orang lain di
sekeliling anda.
2. Perempuan
yang bertudung lebih parah daripada tak bertudung?
“Ala…
perempuan pakai tudung pun berperangai buruk!”
“Ada juga rekan
saya yang betul-betul menutup aurat tetapi perangai dan kelakuan mereka lebih
parah dari perempuan yang tidak memakai tudung!”
“Ada seorang
kakak tu pakai tudung, tapi perangai buruk, mengumpat sana mengumpat sini”
“Kata siapa
yang tidak menutup aurat itu buruk?”
Jawapan:
Ungkapan
anda ini seolah-olah sedang meremehkan insan yang sedang berusaha mentaati
perintah Allah (dalam bab tutup Aurat). Apakah anda yakin bahwa anda sudah
lebih baik dibanding insan yang menutup aurat tersebut ? Apabila anda berani
melafazkan ungkapan seperti itu, sedangkan anda sendiri membiarkan aurat anda
terbuka? Salah sama sekali dalam agama, jika kita membandingkan diri kita
dengan mereka yang lebih buruk agama dan akhlak. Ini adalah cara Syaitan untuk
menghentikan seseorang dari melakukan usaha pemulihan diri kepada yang lebih
baik. Nabi bersabda: Dua perkara yang siapa dapat melakukannya akan ditulis
dirinya sebagai hamba yang bersyukur dan sabar, siapa yang gagal didalamnya,
tidak akan ditulis sebagai orang bersyukur dan sabar. Yaitu siapa yang melihat
tentang agamanya kepada mereka yang jauh lebih baik darinya, lalu ia berusaha
mengikutinya, dan dalam hal keduniaan mereka melihat kepada orang-orang yang
kurang darinya sehingga ia memuji Allah atas nikmat yang diperolehinya. (HR
At-Tirmidzi)
3. Tidak mau
munafik bila bertudung?
“Bertudung
itu perlukan keikhlasan…”
“Saya mau
berubah karena saya sendiri yang ingin berubah. Saya mau melakukannya dengan
ikhlas, bukan karena disuruh.”
“Buat apa
pakai tudung kalau hati tak betul”
Jawapan:
Allah swt
dan RasulNya telah mengarahkan seluruh wanita muslimah WAJIB untuk menutup
aurat tidak peduli apakah seseorang itu ikhlas atau tidak, suka atau tidak,
disuruh oleh orang lain atau terbit dari hatinya sendiri. Sama seperti
mendirikan solat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan semua arahan serta larangan
Islam yang lain, bila ada seseorang itu ikhlas atau tidak, terpaksa atau tidak.
Seandainya ikhlas dijadikan alasan , banyak diluar sana tidak perlu solat 5 waktu
karena sukar mencapai tahap keikhlasan yang ingin dicapai.
Perlu
diingatkan, jika seseorang menutup aurat secara ikhlas atau setengah ikhlas,
maka dia akan beroleh ganjaran sekadar keikhlasannya. Namun tanggung jawab yang
diwajibkan oleh agama sudah terlaksana secara lahirnya. Atau tatkala itu dia
hanya BERDOSA SEKALI yaitu karena tidak melaksanakannya secara ikhlas, tetapi
dia terhindar dari dosa tidak mengerjakan yang wajib baginya secara lahir.
Namun jika dia bengal dan tidak menutup aurat, atas alasan TIDAK IKHLAS, TIDAK
MAHU HIPOKRIT dan sebagainya, tindakannya itu menjadikannya BERDOSA di sisi
Allah secara fizikal dan juga spiritual, atau dalam kata lainnya, dia berdosa
DUA KALI. Dosa di level pertama dan kedua sekaligus, malah lebih bahaya karena
dosa level pertama itu sangat mudah berkecambah apabila ia berjangkit kepada
orang lain, seperti apabila ada mata lelaki bukan mahram yang melihat, ketika
itu dosa bukan hanya dua kali tetapi sebanyak mata lelaki yang melihat. Adapun
bagi mereka yang tidak ikhlas tadi, dia sudah terselamatkan dari tambahan dosa
dari mata lelaki.
4. Menunggu
perintah untuk bertudung (menutup aurat) ?
“Biarlah ia
datang dari diri saya sendiri, bukan dipaksa siapapun. Bila tiba waktunya,
Insyaallah saya bertudung (menutup aurat)”
“Saya tahu
hari itu akan tiba tetapi bukan sekarang”
“Insya Allah,
apabila sudah menikah barulah saya bersedia”
Jawapan:
Jika bukan
sekarang, maka apabila sudah terlantar di rumah sakit baru ingin berubah?
Sadarilah wahai diri, bahwa kematian akan datang secara tiba-tiba dan tidak ada
jaminan umur masih panjang beberapa minggu lagi.
Na’uzubillahiminzalik….
Ya Allah… Engkaulah yang Maha mengetahui segalanya.. Sesungguhnya, Engkau
tunjukkan kepada mereka jalan yang Engkau Redhai.. Hamba sudah menyampaikan
sekadar yang termampu… Benarlah kataMu Ya Allah.. Wanita itu 10 kali banyaknya
dari jumlah lelaki di NERAKA JAHANNAM nanti.. Disana.. Tidak ada
siapapun yang dapat membantu………… Allah Hu Rabbi….
Contoh
pakaian muslimah sejati...
Alangkah ayu
nya pakai begini...
Sumber :
Kiyai Ummustaffar
http://pakarhowto.com/info-berguna/dosa-paling-banyak-di-facebook-tabarruj-mesti-baca.html
Kiyai Ummustaffar
http://pakarhowto.com/info-berguna/dosa-paling-banyak-di-facebook-tabarruj-mesti-baca.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar