Kamis, 15 November 2012

Ketika Wanita Berbicara


Oleh orang Barat, Islam sering difitnah sebagai penindas wanita.  Hal ini karena wanita dikekang di dalam rumah, setiap keluar harus memakai jilbab, setiap bepergian jauh harus disertai mahram, kesaksiannya dinilai separuh laki-laki, dan bagian warisannya juga separuh laki-laki.

Namun tahukah Anda, sesungguhnya tanpa wanita-wanita Muslimah, peradaban Islam tidak akan mencapai derajat seperti yang pernah dicapainya. 

Kontribusi wanita-wanita dalam peradaban Islam ada dua jenis: pertama, secara tidak langsung,
yakni dalam peran mereka sebagai ibu atau istri. Namun tentu saja, dalam kondisi pertama ini, nama-nama wanita luar biasa itu kurang tercatat dalam sejarah.  Mereka seperti gula dalam “teh manis”.  Dalam menu minuman, tentu saja “gula” tidak ditulis, tetapi semua orang seharusnya tahu, bahwa di balik “teh manis” ada gula.

Kontribusi kedua para wanita adalah secara langsung, yaitu tatkala mereka sendiri adalah aktor peradaban.  Dan ini ternyata sudah dimulai sejak zaman Nabi masih hidup.  Tidak ada yang meragukan kontribusi beberapa istri Nabi atau shahabiah yang meriwayatkan banyak hadits atau memberikan kritik kepada para penguasa.  Suasananya kondusif.  Pemerintah mendengarkan nasihat, sekalipun diluncurkan oleh seorang wanita dan dilakukan di muka umum.  Dan karena ini terjadi saat para sahabat masih hidup, dan mereka semua mendiamkan, maka menjadi ijma' sahabat yang mengikat seperti Alquran atau Sunah. 

Sementara itu, di bidang sains dan teknologi, meski diyakini ada juga banyak wanita Muslimah yang terlibat, namun biografi mereka agak lebih sulit dikumpulkan. Hal ini agak berbeda dengan bidang ilmu hadits, di mana setiap mata rantai hadits harus dilengkapi dengan biografi yang rinci. Namun cukuplah untuk menyebut nama Maryam al-Asturlabi, seorang wanita astronom yang dijuluki “al-Asturlabi” karena memiliki kontribusi luar biasa dalam pengembangan Astrolab (sebuah alat penting dalam navigasi astronomis). Maka bisa dikatakan bahwa syariat Islam yang dituduhkan Barat sebagai menindas kaum wanita itu ternyata tidak menghalangi sedikitpun peran wanita dalam memajukan peradaban.

Tidak ada komentar: