Oleh orang Barat, Islam
sering difitnah sebagai penindas wanita. Hal ini karena wanita dikekang
di dalam rumah, setiap keluar harus memakai jilbab, setiap bepergian jauh harus
disertai mahram, kesaksiannya dinilai separuh laki-laki, dan bagian warisannya
juga separuh laki-laki.
Namun tahukah Anda,
sesungguhnya tanpa wanita-wanita Muslimah, peradaban Islam tidak akan mencapai
derajat seperti yang pernah dicapainya.
Kontribusi
wanita-wanita dalam peradaban Islam ada dua jenis: pertama, secara tidak
langsung,
yakni dalam peran mereka sebagai ibu atau istri. Namun tentu saja,
dalam kondisi pertama ini, nama-nama wanita luar biasa itu kurang tercatat
dalam sejarah. Mereka seperti gula dalam “teh manis”. Dalam menu
minuman, tentu saja “gula” tidak ditulis, tetapi semua orang seharusnya tahu,
bahwa di balik “teh manis” ada gula.
Kontribusi kedua para
wanita adalah secara langsung, yaitu tatkala mereka sendiri adalah aktor
peradaban. Dan ini ternyata sudah dimulai sejak zaman Nabi masih
hidup. Tidak ada yang meragukan kontribusi beberapa istri Nabi atau
shahabiah yang meriwayatkan banyak hadits atau memberikan kritik kepada para
penguasa. Suasananya kondusif. Pemerintah mendengarkan nasihat,
sekalipun diluncurkan oleh seorang wanita dan dilakukan di muka umum. Dan
karena ini terjadi saat para sahabat masih hidup, dan mereka semua mendiamkan,
maka menjadi ijma' sahabat yang mengikat seperti Alquran atau Sunah.
Sementara itu, di
bidang sains dan teknologi, meski diyakini ada juga banyak wanita Muslimah yang
terlibat, namun biografi mereka agak lebih sulit dikumpulkan. Hal ini agak
berbeda dengan bidang ilmu hadits, di mana setiap mata rantai hadits harus
dilengkapi dengan biografi yang rinci. Namun cukuplah untuk menyebut nama
Maryam al-Asturlabi, seorang wanita astronom yang dijuluki “al-Asturlabi”
karena memiliki kontribusi luar biasa dalam pengembangan Astrolab (sebuah alat
penting dalam navigasi astronomis). Maka bisa dikatakan bahwa syariat Islam
yang dituduhkan Barat sebagai menindas kaum wanita itu ternyata tidak
menghalangi sedikitpun peran wanita dalam memajukan peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar