Rabu, 24 Juni 2009

Kepemimpinan Dalam Islam

Pentingnya kepemimpinan diomongin adalah alasan tentang makna kepemimpinan tu sendiri. Sebagian orang mempersepsikan bahwa kepemimpinan itu adalah ‘kekuasaan-keuntungan’. Secara proposional kepemimpinan itu dimaknai sebagai suatu karakter yang bakal membawa masyarakat sampai pada tujuan yang telah disepakati bersama.

Yang dapat mengartikulasikan n’ mengharmoniskan berbagai kepentingan yang ada di dalam masyarakat. Kepemimpinan dalam Islam pada dasarnya adalah prinsip kepercayaan. Seringkali merupakan sebuah kontrak yang mensyaratkan integritas n’ keadilan. Dalam Islam kepemimpinan bukan cuma milik segolongan elite. Tapi..menjadi suatu kewajiban buat setiap muslim. Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu. (HR.Bukhari).

Setiap muslim pada setiap kesempatan dapat memilih pemimpin, kalo dia dalam keadaan berkelompok (dalam perjalanan, dalam aktivitas keseharian , dalam shalat dll). Pemilihan pemimpin merupakan suatu proses pemilihan (musyawarah) secara sukarela yang ngelibatin setiap anggota kelompok. Dalam proses ini secara implisit terlihat bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses dimana pemimpin berperan sebagai pemandu keinginan pengikutnya. Ini berarti seorang pemimpin ga bisa bertindak sendiri atau memaksakan suatu kehendak tanpa bermusyawarah dengan pengikutnya. Ada dua peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin. Yang pertama adalah sebagai pelayan. Pemimpin adalah seorang pelayan buat pengikutnya. Dia mencari kesejahteraan buat pengikutnya. Yang kedua adalah pemandu. Pemimpin adalah pemandu yang ngasih arahan pada pengikutnya untuk nunjukkin jalan yang terbaik buat pengikutnya biar selamat sampai ditujuan.

Landasan Moral Dalam Kepemimpinan
Menurut Rafik Beekun n’ Jamal Hadawi (The Leadership Process In Islam, 1999). Dalam melakukan fungsinya sebagai pemimpin atau pengikut. Seorang muslim bakalan melewati empat tahapan proses didalam pembangunan spiritualnya. Keempat tahapan itu bakal mempengaruhi perilaku kepemimpinan.

Landasan pertama dari kepemimpinan Islam adalah Iman. Iman mengejawantah pada kepercayaan kepada Allah n’ kenabian Muhammad SAW. Pemimpin yang beriman selalu meyakini bahwa apa udh yang dimilikinya merupakan kepunyaan Allah, termasuk kekuasaan yang diamanatkan dari pengikutnya.

Landasan kedua adalah Islam. Islam berarti pencapaian kedamaian bersama Allah. Al Maududi (Gerakan Islam; Dinamika Nilai,Kekuasaan dan Perubahan, 191) mengatakan bahwa Iman adalah benih n’ Islam adalah buahnya. Karena iman tsb maka seorang pemimpin yang mempraktekkan Islam ga akn pernah merasa dirinya sebagai orang yang paling berkuasa. Seperti kisah surat Ali bin Abi Thalib kepada penguasa provinsiMesir Malik al Ashtar an Nukai; ”Malik jangan kamu lupa jika kamu adalah penguasa atasmu da Allah adalah penguasa tertinggi atas Khalifah.”

Landasan ketiga adalah Taqwa. Seorang yang tunduk kepada Allah punya kesadaran dalam hatinya buat selalu melakukan apa yang diperintahkan n’ menjauhi apa yang dilarang. Al Maududi mengatakan bahwa esensi taqwa terletak di dalam hati n’ pikiran bukan pada bentuk luar (jasmaniah). Ketika seorang dikatakan bertaqwa maka segala pola pikirnya, emosinya,n’ sikapnya merefleksikan ke-Islamannya.

Landasan keempat adalan Ihsan. Taqwa adalah takut akan Allah n’ selalu merasakan kehadiran-Nya. Sementara Ihsan adalah kecintaan kepada Allah. Kecintaan ini memotivasi seseorang untuk berbuatcuma pada tindakan yang terbaik semampu yang dia bisa.

Karakteristik Pemimpin Ideal
Jujur. Pemimpin Islam mestilah jujur sama dirinya sendiri n’ juga pengikutnya. Seorang pemimpin yang jujur bakal menjadi contoh yang terbaik (sejalan perkataan dengan perbuatan).

Kompeten. Seorang peimpin Islam mestilah orang yang punya kompetensi dalam bidangnya. Orang bakal mengikuti seseorang kalo dia benar-benar menyakini bahwa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.

Inspiratif. Seorang pengikut bakal merasakan ”aman” kalo pemimpinnya membawanya pada rasa nyaman n’ menimbulkan rasa optimis pada seburuk apapun situasi yang sedang dihadapi.

Sabar. Seorang pemimpin di dalam Islam mestilah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan n’ keterbatasan n’ ga bertindak tergesa-gesa dalam ngambil keputusan.

Rendah Hati. Seorang pemimpin Islam mestilah punya sikap rendah hati. Ga suka menampakan kelebihannya n’ menjaga supaya ga merendahkan orang lain.

Musyawarah. Seorang pemimpin didalam Islam mestilah mencari jalan musyawarah buat setiap persoalan.

Pemimpin Yang Kredibel

Seorang sahabat Nabi SAW senior bernama Abu Dzar Al Ghifari r.a. suatu hari pernah berkata sama Rasulullah SAW : “berilah aku jabatan”.

Rasulullah menepuk pundak Abu Dzar trus bersabda : “Wahai Abu Dzar,.sesungguhnya anda adalah orang lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanat dan sesungunya pada hari kiamat akan menjadi sesalan dan kehinaan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan hak dan melaksanakan yang menjadi kewajibannya dalam jabatannya (HR Muslim).

Dalam hadist di atas Rasulullah SAW ga memberikan jabatan sama Abu Dzar Al Ghifari r.a. dengan menyebut bahwa Abu Dzar adalah orang yang lemah. Jelas disini bahwa sifat lemah adalah faktor negatif buat seorang pemimpin. Oleh karena itu Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Peraturan Hidup dalam Islam menulis bahwa salah satu syarat yang mesti dipunyai oleh seorang khalifah sebagai pemimpin seluruh umat Islam adalah mempunyai kemampuan (qudrah). Tentnya supaya bisa mengemban segala tugas dan kewajiban yang ada dalam amanat jabatan tersebut.

Kekuatan Yang Gimana Yang Mesti Dimiliki??

Allah SWT udh ngasih pelajaran kpda kita bahwa Thalut yang Allah pilih Menjadi Raja BAni Israil adalah ornag yang dikasih kelebihan ilmu n’ fisik, bukan kelebihan harta kekayaan. Dia SWT berfirman :

Nabi mereka mengatakan kepada mereka : “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab : “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tida diberi kekayaan yang cukup banyak?” nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah Memilih rajamu dan menganugerahinya ilimu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS> Al Baqarah:247).

Jelas pemimpin mesti punya tubuh yang sehat n’ kuat, ga pernah atau jarang sekali sakit. Karena…pemimpin yang sering sakit berarti akan sering udzur dari kewajibannya ngurusin umat. Karena…yang namanya ngurusin umat perlu memberikan perhatian n’ pengorbanan ekstra, sedangkan orang yang sakit perlu dikasih perhatian n’ diurus.

Ilmu yang luas juga mesti jadi keharusan buat seorang pemimpin sehingga dia punya wawasan yang luas. Dan dengan wawasan ilmu yang luas pemimpin bakaln mengetahui jalan-jalan kelua buat upaya menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi rakyatnya.

Dalam kitab Ar Rasul Al Qaaid, Mahmud Syeid Khatthab menulis bahwa salah satu faktor penyebab keberhasilan pasukan Islam dalam berbagai pertempuran yang dipimpin sama Rasulullah SAW, adalah kepemimpinan Beliau yang brilian sebagai seorang Panglima. Karakteristik kepemimpinan panglima secara global adalah: (1) Mampu ngasih keputusan secara tepat n’ benar; (2) Memiliki keberanian n’ kemampuan/tekad yang mantap; (3) Memiliki kesiapan memikul tanggugjawab tanpa keraguan; (4) Mengetahui prinsip-prinsip perang; (5) Memiliki emosi yamg stabil, ga gampang berubah dalam dua keadaan, menang atau kalah; (6) Mengetahi watak n’ tabiat serta kecenderungan n’ kemampuan bawahan; (7) Saling maruh kepercayaan antara dirinya dengan anggota pasukannya; (8) Memiliki kepribadian yang kuat n’ berpengaruh; n’ ada yang menambahkan sifat (9) Bersih n’ mulia masa lalunya.

Supaya bisa ngasih keputusan yang tepat n’ benar, maka seorang panglima mesrti punya daya fakir yag kuat n’ menguasai berbagai informasi tentang usuh n’ medan. Selama 13 tahun di Mekkah, Rasul yang membawa risalah siang n’ malam n’ ngebacainAlqur’an sama masyarakat Mekkah adalah pemimpin yang udh terasah dalam berbagai pergulatan pemikiran (as shira’al fikri) sehingga dengan bekal waktu n’ sifat fathonah beliau punya kemampuan daya fakir yang tinggi. Selain itu berbagai peperangan kecil, patroli, n’ berbagai pengintaian, serta musyawarah yang beliau lakukan dengan para ahli strategi n’ taktik perang sebelum perang Badar ngasih syarat yang cukup bagi beliau buat ceapat ngambil keputusan dengan benar sampai bisa memenangkan perang Badar Kubro. Berkaitan sama hal ini, Syaikh TaqiyuddinAn Nabhani mengatakan dalam suatu kitab, bahwa supaya bisa membawa umat n’ jamaahnya menjadi yang terdepan, pemimpin itu mesti punya kepribadian kepemimpinan yang secara mendasar mesti cerdas, juga perlu punya intuisi. N’ last but not least mesti punya kreativitas.

Selain hal-hal yang menjadi syarat kredibilitas di atas, tentu kita mesti punya pemimpin yang dicintai sama Allah. Yakni pemimpin yang mukmin n’ kuat. Karena…Rasulullah bersabda;” Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah”. Dan melaksanakan kewajibannya dengan dasar ketaqwaan kepada Allah SWT.

Karena…pemimpin yang taqwa punya kepekaan yang tinggi sama nasib umat. Umar bin Khattab contoh figur pemimpin yang kuat n’ dicintai Allah. Beliau punya badan yang besar, sehat, n’ kuat. Beliau sangat perhatian sama nasib rakyat. Ideologi Islam membinanya menjadi pemimpin yang kredibel. Menang secara duniawi, beruntung secara ukhrowi. Di bawah kepemimpinan beliau, umat Islam berhasil menaklukkan adidaya Persia n’ memukul mundur adidaya Rumawi dari berbagai wilayah yang mereka kuasai sampai lari ke Konstatinopel. Dalam situasi kemenangan n’ melimpah-ruahnya harta benda hasil rampasan perang, beliau tetap sebagai hamba Allah yang sederhana. Kapankah kepemimpinan Sang Khalifah Al Faruq ini kembali Wallahua’lam!

Demikianlah beberapa diantara karakter-karakter yang diperlukan didalam diri seorang pemimpin. Ditengah kegalauan umat sekarang ini,kita emang memerlukan pemimpin yang berjiwa Islam seperti yang udah disebutkan di atas. ALLAHUAKBAR!!!(>_<)

Tidak ada komentar: