Tiada yang abadi di dunia ini,
seperti tak abadinya kegarangan matahari yang kan tergantikan rembulan yang
menyejukkan. Seperti tak abadinya siang saat malam datang. Seperti tak abadinya
panas kemarau saat hujan mendinginkannya. Seperti tak abadinya kegelapan saat
sinar memberi terang. Atau tak abadinya
kehidupan saat datangnya kematian.
Tiada yang abadi di dunia ini,
seperti tak abadinya kebencian yang kan
hilang dihapus kerendahan hati. Seperti tak abadinya kejahatan saat dibalas
ribuan kebaikan.
Seperti tak abadinya kemarahan
saat direda ketulusan. Seperti tak abadinya keegoisan saat dilunakkan dengan
kasih sayang. Atau seperti tak abadinya perasaan hati yang hanya
memper-turutkan emosi.
Tiada yang abadi di dunia ini,
semua akan terganti. Seperti rembulan yang menggantikan matahari, siang
tergantikan malam, panas berganti hujan, gelap kan menjadi terang, yang hidup
kan mati. Semua tak abadi. Semua akan hilang silih berganti, takkan kekal
selamanya. Kecuali Dzat Yang Maha Esa.
Hanya satu yang abadi, Dialah
Rabbul Izzati. Yang menciptakan matahari dan bulan beredar ditempatnya. Yang
menggantikan siang dn malam. Yang mendatangkan hujan disaat kemarau. Yang menghidupkan serta
mematikan.
Hanya satu yang abadi, Dialah
Allah Yang Maha Pengasih. Yang memberi rasa benci, ketulusan, dan kasih sayang.
Yang menciptakan jin dan manusia. Yang menundukkan pohon dan tumbuhan. Yang
telah meninggikan langit dan meletakkan keadilan. Yang meratakan bumi untuk
makhluk-Nya. Yang mempunyai kebesaran dan karunia.
Hanya Dzat-Nya yang abadi, yang besar dan mulia. Semua yang
ada di bumi akan binasa, akan terganti. Jadi, ingatlah bahwa manusia takkan
abadi. Manusia kan mati. Sudahkah meyiapkan bekal untuk menghadapi kematian?
Coba renungkan!! Siapkah kita menghadapi Sang Abadi dikehidupan nanti yang kan
abadi?? (Taken from Ais)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar