Selasa, 05 Oktober 2010

Pemuda dan Kebangkitan Umat

Ketika kita berbicara mengenai kebangkitan, hal pertama yang harus diketahui adalah makna bangkit itu sendiri. Banyak kalangan yang salah mengartikan makna bangkit dalam konteks yang sebenarnya. Kata bangkit pada konteks orang yang duduk berbeda dengan kata bangkit pada mayat yang dibangkitkan pada hari kiamat.
Makna bangkit yang dimaksud disini adalah kebangkitan berfikir dalam mamahami konsep kehidupan, manusia dan alam semesta. Bangkit berarti berubah dari posisi yang rendah kearah yang lebih tinggi. Begitu pun halnya dengan kebangkitan pemikiran seorang manusia.
Kebangkitan berhubungan dengan orang yang membangkitkan, dan posisi para pemuda dalam hal kebangkitan sangat penting. Dari masa ke masa, peran pemuda khususnya mahasiswa dalam kancah kebangkitan pemikiran mempunyai kedudukan yang tidak bisa diremehkan bahkan oleh para politisi negeri. Bisa kita lihat bagaimana peran seorang Al Fatih dalam membebaskan sebuah negeri adidaya pada masanya. Kita juga bisa berpedoman pada seorang Ali bin Abi Thalib yang dengan lantang menyatakan untuk menjadi seorang pembela kebenaran dan menggenggam dienul islam didadanya.
Mahasiswa punya peran strategis dalam proses kebangkitan. Sebagai generasi muda yang penuh dengan kecemerlangan ide dan semangat yang membumbung tinggi, berbagai pergerakan sebagai wadah untuk menyalurkna aspirasi dan ekspresi dari apa yang mereka rasakan di lingkungan sekitar. Tapi apakah yang mereka perjuangkan sudah sesuai dengan cita-cita dan makna kebangkitan mahasiswa itu sendiri yang mendambakan kesejahteraan masyarakat secara umum dan meyeluruh…??
Sebagai seorang mahasiswa muslim yang beraqidahkan islam, sudah sewajarnya kita menjadikan islam sebagai sumber hukum dalam menentukan tolok ukur perbuatan dan pemikiran kita. Tidak akan mungkin kita meneriakkan sebuah ide kebangkitan kepada umat tanpa dasar dan landasan untuk menyelesaikan problematika umat secara menyeluruh dan mendasar. Karena itu di perlukan landasan ide yang tidak hanya sebatas pada pemikiran manusia secara lahiriah menuruti hawa nafsunya tetapi juga berdasar pada wahyu Allah.
Seperti kebangkitan yang dicetuskan para pemuda Indonesia dalam sumpah pemuda pada 28 oktober 1928 silam tidak menyisakan apa-apa kecuali hanya sebatas kenangan sejarah bagi bangsia Indonesia. Hal ini terjadi karena ide yang mereka emban hanya untuk kebangkitan sesaat dan tidak mendasar pada kebangkitan yang sesungguhnya.
Penyatuan suara dan penyamaan langkah gerak mahasiswa muslim Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya sangat diperlukan karena dengan kesamaan persepsi antar mereka akan tercipta kesatuan yang kokoh. Seperti yang tergambar pada peristiwa Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII) di Jakarta pada 18 oktober 2009. Moment ini akan terus mengingatkan kita akan perjuangan mahasiswa dan generasi muda secara khusus tentang arti perjuangan yang sesungguhnya. [s-R]

Tidak ada komentar: